Tuesday, June 29, 2021

Judul Penelitian KTI, Skripsi dan Tesis tentang Covid-19

 Assalammualaikum Wr. Wb
Bagi teman –teman yang ingin melakukan penelitian KTI, Skripsi dan Tesis dalam artikel kali ini saya ingin berbagi beberapa judul penelitian seputar masalah Covid-19...


  1. Faktor yang berhubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan kepatuhan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan penularan penyakit Covid-19 di desa blang paseh kecamatan kota sigli kabupaten pidie 
  2. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku masyarakat dalam Pencegahan Covid-19 pada Masyarakat di desa blang paseh kecamatan kota sigli kabupaten Pidie 
  3. Hubungan Tren Bersepeda dimasa Pandemi Covid-19 dengan meningkatkan Imunitas Tubuh pada masyarakat di desa blang paseh kecamatan kota sigli kabupaten pidie 
  4. Analisis Kebijakan PHK Bagi Para karyawan atau Pekerja di Masa Pandemi Covid-19 di kabupaten pidie
  5. Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Sikap ibu rumah tangga Akibat Pandemi Covid-19 di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie 
  6. Hubungan Dukungan Sosial dan Keterpaparan Media Sosial terhadap Perilaku Pencegahan penyebaran penyakit COVID-19 pada mahasiswa kesehatan di Kabupaten Pidie 
  7. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemutusan Hubungan Kerja Masa Pandemi Covid-19 di rumah sakit swasta Kabupaten Pidie 
  8. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan sikap tentang COVID-19 terhadap Kepatuhan Program Lockdown untuk Mengurangi Penyebaran COVID-19 di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie 
  9. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan Makan Pada Masa Pandemi Covid 19 di Rumah sakit umum Mufid Sigli 
  10. Analisis Pengaruh terhadap Tingkat Kematian Akibat Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat di Provinsi Aceh
  11. Hubungan Pengaruh Teknologi Pembelajaran Kuliah Online Pada Era Covid-19 Dan Dampaknya Terhadap Mental Mahasiswa di Kampus Kesehatan Masyarakat
  12. Pengaruh kejadian Covid-19 terhadap Penerapan Pendidikan Karakter dan Pendidikan Islam di kabupaten Pidie
  13. Pengaruh pandemi covid-19 terhadap faktor yang menentukan perilaku konsumen untuk membeli barang kebutuhan pokok di Samarinda
  14. Pengaruh penyebaran Virus Covid 19 Terhadap Bidang Pendidikan Olahraga di Provinsi Aceh
  15. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dampak COVID-19 terhadap perekonomian Provinsi Aceh
  16. Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Tingkat Aktivitas Fisik pada Masyarakat Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  17. Pengaruh bencana pandemic Covid-19 terhadap pembatasan sosial, dan sistem pemasaran online pada perubahan perilaku konsumen dalam membeli produk retail di Kecamatan Kota Sigli
  18. Pengetahuan masyarakat terkait usaha pencegahan Coronavirus Disease (COVID-19) di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  19. Identifikasi Implikasi Hukum Pembatasan Sosial Berskala Besar Terkait Pencegahan Covid-19 di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  20. Upaya Pelaksanaan disinfeksi dalam pencegahan penyebaran covid-19 dan potensi risiko terhadap kesehatan masyarakat di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  21. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan pada Tenaga Kesehatan lingkungan dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di Kampus Akademi Kesehatan Lingkungan Jabal Ghafur Sigli
  22. Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik Pada Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie 
  23. Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Usia Dini sebagai Upaya Pencegahan Covid 19 di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  24. Analisa determinan kepatuhan masyarakat Kota Sigli terhadap kebijakan pembatasan sosial berskala besar dalam pencegahan COVID-19 di Kabupaten Pidie
  25. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyuluhan Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19 Di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  26. Analisa penyebab ketidak patuhan warga terhadap penerapan protokol kesehatan 3M di masa pandemi Covid-19 Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie 
  27. Hubungan Penerapan Protokol Kesehatan dan Dampak pandemic Covid-19 Terhadap Harga Komoditas Perikanan dan Aktivitas Penangkapan di Provinsi Aceh
  28. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Ibu rumah tangga terhadap Protokol Kesehatan Covid-19 di Desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  29. Analisis Dampak pandemic Covid-19 Terhadap Kesadaran Masyarakat desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie Dalam Penerapan Protokol Kesehatan
  30. Edukasi penerapan protokol kesehatan dan strategi Kesehatan melalui program Kesehatan lingkungan di era pandemi COVID-19
  31. Peran Serta Dalam Melaksanakan Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) Pada Masyarakat desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  32. Optimalisasi Pelaksanaan Penerapan Protokol Kesehatan Penanganan Covid-19 Pada Fase New Normal Melalui Literasi Media di Kampu Akademi Kesehatan Lingkungan Jabal Ghafur Sigli
  33. Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan Covid-19 di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  34. Gambaran pengetahuan masyarakat tentang penyebaran covid-19 dan perilaku masyarakat di masa pandemi covid-19 desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  35. Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Kesadaran Mahasiswa Kampus Kesehatan Masyarakat Serambi Mekkah Dalam Penerapan Protokol Kesehatan
  36. Analisis Dampak Pandemi Corona Virus Terhadap Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Penerapan Protokol Kesehatan desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  37. Gambaran Penyuluhan Disiplin Protokol Kesehatan Covid-19 di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  38. Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Desa Blang Paseh Melalui Program Relawan Desa Lawan COVID-19
  39. Gambaran Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19 Mahasiswa Universitas serambi mekkah banda aceh
  40. Upaya pencegahan dan penanggulangan transmisi covid 19 melalui program KKN Tematik Mahasiswa Kesehatan Lingkungan 
  41. Analisis Strategi Komunikasi Kesehatan Rumah Sakit Umum Mufid Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Covid-19
  42. Evaluasi Penerapan Protokol Kesehatan Di Perumahan Yudha Sejahtera Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  43. Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Kesadaran Ibu rumah tangga dalam Penerapan Protokol Kesehatan di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  44. Hubungan  Dampak Dampak covid-19 terhadap Usaha MIkro, Kecil dan Menengah Provinsi Aceh
  45. Gambaran Bantuan sosial dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat pesisir pantai sigli yang terdampak sosial-ekonomi selama patogenesis Covid-19 di Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie
  46. Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie terhadap Dampak Covid-19 Dalam Penyelesaian Kredit Bank
  47. Analisis dampak Pendemic Covid 19 dan Kesiapan desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidiedDalam Menghadapi Tatanan Hidup Baru
  48. Upaya pelatihan-pelatihan Pembuatan Hand sanitizer dan Pembagian sanitarian Kit Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 Di Rumah Sakit Umum Mufid Sigli Kabupaten Pidie 
  49. Hubungan pengetahuan ibu rumah tangga dengan kepatuhan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19 di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  50. Gambaran penggunaan Masker Dalam Pencegahan Dan Penanganan Covid-19: Rasionalitas, Efektivitas, Dan Isu Terkini di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  51. Analisa Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penggunaan Hand Sanitizier dan Masker Sebagai Upaya Preventif Terhadap Covid-19 desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  52. Gambaran Rancang Bangun New Normal Covid-19 Masker Detektor Dengan Notifikasi Telegram Berbasis Internet of Things pada mahasiswa Kampus Kesehatan Masyarakat
  53. Gambaran Cara penggunaan Masker pada remaja di Masa Pandemi Covid-19 Pada Masyarakat di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  54. Analisa Manajemen 6 Langkah Cuci Tangan Menurut Standar WHO Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  55. Analisa Perbedaan Efektivitas antara Hand-Sanitizer Dengan Cuci Tangan Menggunakan Sabun Sebagai Bentuk Pencegahan Covid-19 pada rumah sakit umum mufid 
  56. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun pada Lansia dalam Mencegah Covid-19 di Panti Asuhan Islam Meida Kasih Banda Aceh
  57. Upaya Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Melalui Pengadaan Fasilitas Cuci Tangan dan Hand sanitazer pada Masa Pandemi Covid-19 di Masjid desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  58. Gambaran Edukasi Manajemen Hidup Sehat 6 Langkah Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Air Mengalir dalam Mencegah penyebaran Covid-19 di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  59. Upaya Petugas Kesehatan dalam Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dan Penanganan Covid-19 di Puskesmas simpang tiga
  60. Hubungan Pengetahuan, Tindakan, Dan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada kepala keluarga Dalam Pencegahan Covid-19 di desa Blang Paseh Kecamatan Kota Sigli kabupaten pidie
  61. Analisis Penggunaan Masker Dalam Pencegahan Dan Penanganan Covid-19 pada petugas Kesehatan di rumah sakit umum mufid 
  62. Analisis Risiko Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan COVID-19 untuk petugas Kesehatan di rumah sakit umum mufid
  63. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Face Shield Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 Dalam Masa New Normal Pada petugas Kesehatan dirumah sakit umum mufid
  64. Edukasi dan efektifitas Penggunaan jas hujan Untuk Meminimalisir Penyebaran Covid 19 di rumah sakit umum mufid sigli
  65. Analisa Optimalisasi Penggunaan Alat Perlindungan Diri (APD) pada petugas pengelola limbah medis dalam Rangka Mencegah Penularan Virus COVID-19 di rumah sakit umum mufid
  66. Analisa Efektifitas Perbandingan Rapid Antigen Test untuk COVID – 19 pada masa pandemic.
  67. Analisa Efektifitas Implementasi Pembelajaran secara Daring (Full Online) Dimasa Pandemic Covid-19 Pada Mahasiswa S2 Kesehatan Masyarakat Unmuha
  68. Efektifitas Pembelajaran daring berbasis Google Classroom mahasiswa fakutas Kesehatan masyarakat pada masa wabah Covid-19

 Terimakasih telah membaca artikel ini....👏👏👏
















Thursday, June 17, 2021

LAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR PNS RADIOLOGI TERAMPIL DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT (BAB III)

ASSALAMUALAIKUM, WR.WB

    Hai sobat bloger, sekilas tentang pembuatan laporan LATSAR CPNS, dalam proses kegiatan latsar CPNS setiap instansi atau badan pengembangan sumber daya manusia atau badan kepegawaian pengembangan sumber daya kota/provinsi tentunnya akan melaksanakan kegiatan LATSAR bagi CPNS harus membuat laporan aktualisasi, di sini saya akan memberikan ringkasan dari laporan aktualisasi bagi petugas radiografer/radiologi dari BAB III tentang Rencana aktualisasi pada organisasi peserta, ...cekkidot...



 BAB III

RENCANA AKTUALISASI NILAI PADA ORGANISASI PESERTA


3.1 Deskripsi Organisasi

    RSUD Meuraxa adalah rumah sakit milik yayasan Meuraxa yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Istimewa Aceh pada tanggal 26 April Tahun 1997 dengan nomor15/PKS/1997. Selanjutnya dengan SK Gubernur Pemerintah Daerah Istimewa Aceh No.445/653/1997 pada tanggal 20 September 1997 RSU Meuraxa ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Kota Banda Aceh. Pada tanggal 19 Desember 2003 atas Keputusan Menteri Kesehatan RI No.009 E/Menkes/SK/I/2003 yang menetapkan RSUD Meuraxa sebagai rumah sakit kelas C.

    Pada tanggal 11 November 2007 RSUD Meuraxa resmi beroperasional di gedung yang baru di jalan Soekarno-Hatta. Pada bulan 12 tahun 2009, RSUD Meuraxa resmi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dari keputusan Walikota Banda Aceh No. 315

     Terhitung sejak tahun 2015, RSUD Meuraxa telah memulai pelayanan kesehatan secara Islami dan juga pelayanan berbasis IT melalui SIM-RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit). Upaya  layanan aplikasi SIM-RS tersebut dilakukan sejak awal pendaftaran sampai pada pelayanan obat.

    Berdasarkan Surat No: 303/KARS/III/2017, Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa berhasil “Lulus Tingkat Paripurna”. Sejak tahun 2017 Rumah Sakit Meuraxa menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama untuk Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, dan sebagai rumah sakit Pendidikan Jejaring, untuk Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kedokteran Unimal Lhokseumawe, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, serta juga dapat digunakan sebagai lahan pendidikan untuk Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala dan berbagai Institusi pendidikan Kedokteran dan kesehatan lainnya.


3.2 Dasar Hukum Pembentukan

  1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
  2. UU No: 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
  3. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes/SK/V/1992 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum

3.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

    Tugas RSUD Meuraxa memiliki: melaksanakan upaya kesehatan yang berdaya guna dan berhasil dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat serta melaksanakan upaya rujukan. 

    Fungsi Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh memiliki fungsi: 

  1. Penyelenggaraan Pelayanan Medis; 
  2. Penyelenggaraan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis;
  3. Penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan;
  4. Penyelenggaraan Pelayanan Upaya Rujukan; 
  5. Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan; 
  6. Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan;
  7. Penyelenggaraan Administrasi Umum, Kehumasan, Kepegawaian dan Keuangan;


3.2.2. Moto RSUD Meuraxa

MELAYANI ADALAH IBADAH, SEHAT ITU ANUGRAH”


3.2.3. Nilai RSUD Meuraxa

I : Ikhlas (Anggota Pelayanan dengan Hatinurani)     

S : Sakinah (Sejahtera, nyaman)    

L : Latifah (Lemah lembut)    

A : Amanah (Penuh tanggungan)    

M : Mawaddah (Teduh,tentra, damai)   

I : Ibadah (Pengabdian)    


3.2.4. Filosofi RSUD Meuraxa

    Sehat adalah hak asasi manusia yang wajib dijaga, dijaga dan diperhatikan serta dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dengan IKHLAS oleh setiap orang tanpa melihat perbedaan.”

3.2.6. Struktur Organisasi RSUD Meuraxa



Baca Juga:LAPORAN AKTUALISASI NILAI - NILAI DASAR PNS RADIOLOGI TERAMPIL DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT (BAB I)


Baca Juga:LAPORAN AKTUALISASI NILAI - NILAI DASAR PNS RADIOLOGI TERAMPIL DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT (BAB II) INTERNALISASI NILAI UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK PNS


Baca Juga:Cara membuat BAB V Hasil penelitian dan pembahasan dalam penyusunan KTI/SKRIPSI yang baik dan benar


Baca Juga:Cara membuat BAB VI Kesimpulan dan Saran dalam penyusunan KTI/SKRIPSI yang baik dan benar


Baca Juga:Alat dan Cara Pengukuran Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air Mengunakan TDS Meter


Baca Juga:LAPORAN AKTUALISASI NILAI DASAR PNS RADIOLOGI TERAMPIL DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT (BAB III)


Wednesday, June 9, 2021

Alat dan Cara Pengukuran Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air Mengunakan TDS Meter

 Assalamu'alaikum WR. WB

    Hai sobat sekalian bagaimana kabarnya? semoga diberikan kesehat dan rezeki yang melimpah AMIIN, untuk mencegah diri kita dari penyakit yang disebabkan oleh air yang tidak sehat, kita harus lebih memperhatikan kualitas air yang akan kita gunakan atau kita konsumsi. Bila sobat sekalian tidak ingin terjadinya penyakit ginjal sebaiknya saudara melihat kadar atau kandungan Total Dissolve Solid (TDS) atau bisa juga dikatakan kandungan zat padat terlarut dalam air. Pada kali ini saya akan membahas sedikit cara pemeriksaan Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air dengan megunakan alat yang disebut TDS Meter, alat ini mudah digunakan dan mudah dibawa kemana-mana, dibawah akan kita bahas bagaimana cara mengunakan alat TDS meter untuk pemeriksaan Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air. Untuk lebih jelas ayo simak artikel saya dibawah ini.... cekkidot...




Gambar diatas adalah Alat untuk mengukur Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air dan juga untuk mengukur suhu dalam air


Alat dan Cara Pengukuran TDS

TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organic ataupun anorganic, mis : garam, dan lain-lain) yang terdapat pada sebuah larutan. Besarnya kandungan TDS ini akan menunjukkan kualitas dari air, sehingga TDS meter digunakan juga dalam banyak kebutuhan terkait kualitas air, contohnya air minum, air sumur gali, air minum isi ulang (RO), air kolam, atau dalam industri makanan atau minuman.

    Cara menggunakan atau mengoperasikan TDS meter, bisa dikatakan tidak terlalu sulit. Berikut cara penggunaan atau petunjuk penggunaan TDS Meter:

  1. Langkah pertama yaitu buka tutup dari Alat TDS meter 
  2. Pada tutup alat TDS meter memiliki garis batasan untuk mencelupkan alat TDS meter kedalam air  
  3. Yang harus diperhatikan adalah TDS meter tidak boleh dicelupkan ke dalam air melebihi garis tutup pada TDS meter.
  4. Selanjutnya Hidupkan alat TDS meter dengan menekan tombol ON / OFF sampai TDS muncul angka 000 atau 0000 (TDS EC meter)
  5. Lalu Celupkan alat TDS meter kedalam air sampai batas garis pada tutup yang telah ditentukan
  6. Baca nilai penunjukannya.
  7. Agar angka atau nilai pada alat TDS meter tidak berubah-ubah ketika saat TDS meter akan diangkat dari air, tekan tombol Hold untuk memberhentikannya.
  8. Catat hasil yang keluar dari alat TDS Hold

    Apabila alat TDS meter sudah selesai digunakan, alangkah baiknya alat TDS meter dibilas pada bagian yang dicelupkan kedalam air sebelumnya dengan mengunakan air yang bersih, lalu bersihkan air yang tersisa atau menempel pada alat TDS meter dengan mengunakan kain kering atau tisu sampai alat TDS meter kering.

    Bagaimana mengetahui bahwa jumlah kandungan Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air itu baik dan buruk atau bisa dikonsumsi atau tidak bisa dikonsumsi.  Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010 kategori baik, bagus sekali, bisa diminum, buruk dan berbahaya bisa dilihat dibawah ini

KANDUNGAN TDS (mg/l)     Penilaian Rasa Air

Kurang dari 300             Bagus sekali

300 – 600             Baik

600 – 900             Bisa diminum

900 – 1.200             Buruk

>1.200             Berbahaya




Terimakasih telah membaca artikel ini,, 
    Tujuan Artikel ini untuk membagi pengalaman yang pernah penulis lakukan dalam pemeriksaan Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air agar bisa menjadi manfaat atau penambahan ilmu bagi individu atau masyarakat dan juga bisa menambah ilmu bagi petugas kesehatan puskesmas atau rumah sakit dalam pemeriksaan Total Dissolve Solid (TDS) atau kandungan zat padat terlarut dalam air, air limbah, air minum untuk kebutuhan pasien dan lain-lain.
    Apabila ada kesalahan mohon di maklumi, dikarenkan penulis hanya manusia biasa 😊dan apabila ada yang kurang jelas atau kejanggalan bisa hubungi kontak pada blog ini atau juga bisa tinggalkan komentar pada kolom komentar.







Tuesday, June 8, 2021

Cara membuat BAB VI Kesimpulan dan Saran dalam penyusunan KTI/SKRIPSI yang baik dan benar

Assalamu'alaikum WR. WB

    Hai sobat sekalian bagaimana kabarnya? semoga diberikan kesehat dan rezeki yang melimpah AMIIN, dalam menyelesaikan perkuliahan tentunya harus melakukan penelitian, bisa disebut dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI), Skripsi atau Tesis. di sini saya akan membagi sedikit pengalaman atau ilmu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) atau Skripsi agar cepat disetujui oleh dosen pembimbing. Dalam topik kali ini saya akan meringkas sedikit tentang cara pembuatan BAB VI dalam BAB ini biasanya menjelaskan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian berdasarkan tujuan penelitian yang peneliti lakukan, misalkan dalam penelitian memiliki 5 tujuan khusus berarti kesimpulan juga harus 5 sesuai tujuan, dan untuk saran biasanya di sarankan untuk kesimpulan atau hasil penelitian yang kurang baik dan bisa juga diberi saran kepada, masyarakat, responden, petugas kesehatan, dinas kesehatan, peneliti,  dan instansi lainnya. Untuk lebih jelas ayo simak artikel saya dibawah ini.... cekkidot...



BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada Bagian ini merupakan bagain penutup isi Karya Tulis Ilmiah (KTI) atau skripsi, yang memuat tentang kesimpulan dari hasil penelitian secara sistematis yang berkaitan dengan upaya menjawab hipotesa atau tujuan penelitian.

Pada akhir BAB ini dikemukakan saran-saran yang berkaitan dengan masalah penelitian yang telah ditemukan. Saran harus dibuat se-operasional mungkin (dapat dilaksanakan) dan dapat bermanfaat bagi mereka yang menerima saran tersebut. Perlu diingat bahwa suatu penelitian berawal dari adanya permasalahan (latar belakang di BAB I) dan setelah dilakukan penelitian. Saran apakah yang direkomendasikan agar masalah tersebut dapat diminimalisasi, dipecahkan atau dapat diselesaikan.

Untuk Contoh Kesimpulan dan saran seperti di bawah ini :

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

    Untuk mengetahui faktor–faktor yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi pada pekerja di pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie tahun 2019.

Tujuan Khusus

  1. Untuk mengetahui hubungan sikap pekerja dengan hygiene dan sanitasi pada pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie tahun 2019.
  2. Untuk mengetahui hubungan pendidikan pekerja dengan hygiene dan sanitasi pada pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie tahun 2019.
  3. Untuk mengetahui hubungan masa kerja dengan hygiene dan sanitasi pada pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie tahun 2019.
  4. Untuk mengetahui hubungan fasilitas sanitasi dengan hygiene dan sanitasi pada pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie tahun 2019.
  5. Untuk mengetahui hubungan alat pelindung diri (APD) dengan hygiene dan sanitasi pada pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie tahun 2019.



BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

  1. Ada hubungan pendidikan dengan hygiene dan sanitasi pada pekerja di pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidiedengan hasil uji statistik diperoleh P-value = 0,003
  2. Ada hubungan masa kerja dengan hygiene dan sanitasi pada pekerja di Pabrik Roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidiedengan hasil uji statistik diperoleh P-value = 0,014
  3. Ada hubungan sikap dengan hygiene dan sanitasi pada pekerja di pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidiedengan hasil uji statistik diperoleh P-value = 0,004
  4. Ada hubungan fasilitas sanitasi dengan hygiene dan sanitasi pada pekerja di pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidiedengan hasil uji statistik diperoleh P-value = 0,008
  5. Ada hubungan APD dengan hygiene dan sanitasi p¬ada pekerja di pabrik roti di Desa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidiedengan hasil uji statistik diperoleh P-value = 0,008

6.2 Saran 

    Setelah penulis melakukan penelitian mengenai faktor–faktor yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi pada pekerja di pabrik roti Didesa Ceurih Kecamatan Delima Kabupaten Pidie, penulis memberikan saran sebagai berikut : 

  1. Pekerja yang pendidikan kurang perlu diberikan pengetahuan dan bimbingan mengenai pentingnyamenerapkan hygiene dan sanitasi yang baik
  2. Bagi pekerja yang masa kerja kurang dari 3 tahun agar kiranya diberikan pelatihan khusus atau bimbingan tentang cara pengolahan roti dengan baik dan memenuhi syarat kesehatan
  3. Pekerja yang sikap kurang baik dalam bekerja perlu diberikan pengetahuan dan bimbinganbersikap yang benar dan baik saat bekerja dan memerhatikan keadaan lingkungan kerja
  4. Pekerja harus melengkapi fasilitas sanitasi yang ada di lingkungan pabrik roti   
  5. Pekerja perlu mengunakan APD yang sesuai agar keselamatan dan kesehatan kerja terjamin. 
  6. Diharapkan kepada puskesmas Delima untuk melakukan pemantauan dan pembinaan tentang hygiene dan sanitasi pada industry pengolahan roti
  7. Untuk itu, diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie agar melakukan penelitian lebih lanjut pada industri roti yang masih kurang baik hygiene dan sanitasinya, sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan pembinaan dan pengawasan. Lebih intensif dalam melakukan kursus hygiene sanitasi maka nan baik bagi penjamah makanan maupun bagi pengelolaan industri roti dan sosialisasi tentang persyaratan higiene sanitasi industri serta melaksanakan fungsi pembinaan dan pengawasan dengan baik. Bagi pengelola atau pemilik industri agar memasang poster, tulisan, dan gambar-gambar tentang higiene sanitasi di tempat yang mudah dilihat dan diingat oleh penjamah. 
  8. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi penelitian dan penelitian selanjutnya dapat menambah variable lain yang menyangkut dengan hygiene dan sanitasi industri pabrik roti

TERIMAKASIH 
SEMOGA BERMANFAAT




Monday, June 7, 2021

Cara membuat BAB V Hasil penelitian dan pembahasan dalam penyusunan KTI/SKRIPSI yang baik dan benar

Assalamu'alaikum WR. WB

    Hai sobat sekalian bagaimana kabarnya? semoga diberikan kesehat dan rezeki yang melimpah AMIIN, dalam menyelesaikan perkuliahan tentunya harus melakukan penelitian, bisa disebut dengan KTI, Skripsi atau Tesis. di sini saya akan membagi sedikit pengalaman atau ilmu dalam penyusunan KTI atau Skripsi agar disetujui oleh dosen pembimbing. Dalam topik kali ini saya akan meringkas sedikit tentang cara pembuatan BAB V dalam BAB ini biasanya memiliki Data Umum dimana dilakukan misalnya keadaan goegrafis dan penelitian keadaan demografis, hasil penelitian dan pembahasan. Untuk lebih jelas ayo simak artikel saya dibawah ini.... cekkidot...


BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
    Pada bagian ini merupakan BAB 5 karya tulis ilmiah atau skripsi yang memaparkan hasil penelitian secara objektif. Pada tahap ini alisa dilakukan dengan membaca dan menerjemahkan hasil penelitian diatas secara objektif dan sistematis topik demi topik. Pembuktian bahwa hasil lapangan yang didapat dari wawancara, observasi sangat perlu ditekankan dan juga disesuaikan dengan instrumen penelitian (Kuesioner, Check list dan sebagainya).
    Hasil penelitian disajikan secara sistematis, mulai dari umum kemudian mengarah pada penyajian yang mendukung hipotesis/hipotesa yang telah ditetapkan atau permasalahan yang diteliti. Biasanya bagian awal merupakan gambaran umum lokasi penelitian (data geografis, data demografis), juga membahas data tentang karakteristis responden dalam bentuk tabel distribusi umur, tabel distribusi jenis kelamin, tabel distribusi pendidikan terakhir, tabel distribusi jenis pekerjaan, tabel distribusi sarana dan prasarana yang ada dilokasi penelitian. Kemudian hasil berikutnya merupakan hasil-hasil yang bersifat khusus seperti tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya dalam BAB I (penempatannya harus sistematis sesuai tujuan penelitian).
    Pembahasan Merupakan kegiatan mencari solusi masalah yang ditemukan dalam penelitian tersebut. Biasanya membandingkan hasil-hasil penelitian dengan teori-teori atau hasil penelitian sebelumnya yang telah diuraikan dalam BAB II, yang perlu diingat bahwa pembahasan merupakan hasil sintesa atau analisis penulis terhadap hasil penelitian yang ditemukan, tentu saja kajian ini dengan memperhatikan atau mempertimbangkan kajian literatur (teori-teori, hasill penelitian atau pendapat para ahli). Dan juga perlu dipahami bahwa pembahasan tersebut BUKAN merupakan rangkaian dari hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya.
    Terakhir pada pembahasan penulis harus mengutarakan pendapatnya tentang masalah tersebut setelah melakukan perbandingan seperti diutarakan diatas, kemampuan mengutarakan analisa penulis sangat penting dalam pembahasan ini, disinilah kemampuan teoritis dan praktis lapangan dipadukan.  

Terimakasih Semoga bermanfaat.....

  Apabila jika ada kekurangan dan ingin penjelasan lebih jelas sejelas-jelasnya bisa hubungi kontak atau email langsung ke email saya dan bisa juga tingalkan komentar di halaman ini...
    Berbagi ilmu adalah pahala yang akan selalu mengalir sampai kapanpun dan dimanapun kita berada di dunia maupun diakhirat, maka dari itu saya akan membagikan semua ilmu yang pernah saya pelajari dan saya ketahui di saat masih kuliah....  
    Terus ikuti blog saya karena disini saya akan terus membagi semua ilmu yang saya ketahui dalam perkuliahan dari mulai dasar sampai ketingkat yang lebih tinggi, dan lebih sulit tentunya dan semoga sobat semua juga bisa mengaplikasikannya di perkuliahan atau dikehidupan sehari-harinya demi menciptakan kepribadian yang berkualitas dan profesional.

Untuk BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV dan Cara penulisan Lainya bisa baca link di bawah ini atau bisa kunjungi di pada menu blog di samping kanan anda atau di badan halaman blog saya...










\

Sunday, June 6, 2021

LAPORAN AKTUALISASI NILAI - NILAI DASAR PNS RADIOLOGI TERAMPIL DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT (BAB II) INTERNALISASI NILAI UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK PNS

ASSALAMUALAIKUM, WR.WB

    Hai sobat sekalian, dalam menempuh kegiatan latsar CPNS setiap instansi atau badan pengembangan sumber daya manusia atau badan kepegawaian pengembangan sumber daya manusia kota/provinsi tentunnya akan melaksanakan kegiatan LATSAR (pelatihan dasar) bagi CPNS harus membuat laporan aktualisasi, di sini saya akan memberikan sedikit ringkasan penyusunan laporan aktualisasi bagi petugas radiografer/radiologi dari BAB II sampai selesai...cekkidot...



BAB II

INTERNALISASI NILAI UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK PNS


2.1 Sosok ASN yang Diharapkan

    Kegiatan Pelatihan Dasar ASN ini merupakan suatu proses yang memiliki tujuan utama, yaitu untuk menghasilkan “ASN Profesional yang Berkarakter sebagai Pelayan Publik”. “Profesional” bermakna mampu melaksanakan pekerjaan dengan mumpuni, “berkarakter” bermakna memiliki mental dan kepribadian yang baik, dan “pelayan publik” adalah fungsi utama sebagai setiap ASN.

    Pembentukan karakter melalui proses Pelatihan Dasar ini dapat diibaratkan sebagai proses “imunisasi” atau “vaksinasi” bagi Calon Pegawai Negeri Sipil sebelum bergabung dengan alam yang birokrasi sepenuhnya tidak steril berdasarkan “penyakit menular birokrasi”, baik penyakit yang bersifat komunal (memasyakat), individual (perseorangan), instansional (organisasi), ataupun kultural (budaya kerja). Di alam nyata birokrasi, CPNS akan berbaur dengan semua tipe pengidap penyakit birokrasi itu; kekuatan “vaksin”-lah yang akan menentukan apakah ia akan larut seperti ikan yang diasinkan atau tetap tawar seperti ikan di laut meski hidup di air asin.  

2.2 Agenda Pembentukan Sikap dan Perilaku Bela Negara

    Secara komunal, “penyakit” yang diidap oleh setiap elemen bangsa adalah rendahnya kesadaran bela negara pasca kolonialisme, yakni bela negara  dalam konteks kekinian, yaitu perjuangan bersama untuk mewujudkan tujuan bernegara sesuai peran dan kedudukan masing-masing, baik sebagai aparatur negara maupun sebagai warga negara. Spirit bela negara ini merupakan ruh kehidupan sebuah bangsa untuk bisa bersaing, bertahan bahkan unggul dalam percaturan global. Untuk itu, dalam proses Pelatihan Dasar ini, materi “vaksinasi” yang diberikan antara lain Dinamika Kelompok, Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL), Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Isu Kontemporer Bernegara dan Berbangsa, serta Kesiapsiagaan Bela Negara. Diharapkan dengan paket vaksinasi ini kesadaran komunal sebagai sebuah bangsa akan tersegarkan kembali dalam jiwa peserta Pelatihan Dasar PNS.

    Dinamika Kelompok (DK) adalah kegiatan simulatif di awal pembelajaran klasikal yang bertujuan untuk mencairkan interaksi antar peserta dan membentuk organisasi belajar yang padu dan terbentuk suasana saling asah, asih, dan asuh antar peserta, penyelenggara, pengajar, dan siapapun yang terlibat langsung dengan kegiatan pembelajaran.

    Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL) adalah materi awal yang bertujuan untuk menguatkan kesadaran peserta akan eksistensi dan fungsi organisasinyaserta tugas pokok dan fungsinya. Mindsetyang ditanamkan adalah bahwa mewujudkan tujuan organisasi adalah bagian dari upaya bela negara dalam konteks saat ini; dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam organisasi hakikatnya adalah upaya bela negara.

    Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara adalah materi yang bertujuan untuk menyegarkan kembali wawasan utama berbangsa dan bernegara, yakni tujuan bernegara yang menjadi poros dan muara bagi eksistensi dan fungsi organisasi pemerintahan. Tujuan bernegara yang termaktub dalam Muqaddimah UUD 1945 yakni perlindungan, kesejahteraan, serta pencerdasan bangsa adalah dasar utama terbentuknya sistem ketatanegaraan (pembentukan organisasi pemerintahan) dan sistem administrasi negara (upaya menjalankan organisasi yang telah dibentuk sesuai urusannya).Tiga tujuan bernegara itu sekaligus merupakan masalah atau urusan yang senantiasa harus diurus oleh organisasi pemerintahan yang terkait. 

    Kemudian, materi Isu-Isu Kontemporer adalah materi yang bertujuan untuk membangun kesadaran peserta akan tantangan dan ancaman kekinian yang berpotensi menggagalkan setiap upaya pewujudan tujuan bernegara bahkan eksistensi negara. Isu-isu kekinian itu akan terus mengikuti setiap upaya untuk kemajuan bangsa dan negara. Tujuan materi ini juga untuk meneguhkan jiwa bela negara dalam diri peserta. 

2.3 Agenda Pembentukan Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA)

    Selain “penyakit komunal) sebagaimana dijelaskan di atas, PNS sebagai individu juga rentan dihinggapi penyakit rendahnya spirit dan motivasi kerja untuk menghasilkan kinerja yang tinggi. Penyakit-penyakit yang berpotensi menular kepada individu aparatur yang baru bergabung dengan birokrasi adalah 5 (lima) penyakit utama; pertama, rendahnya akuntabilitas, yakni pertanggungjawaban atas proses dan hasil kerja kepada pihak yang membutuhkan; kedua, rendahnya nasionalisme, yakni semangat mendahulukan kepentingan bersama; ketiga, tidak beretiket dalam memberikan pelayanan; keempat, kurangnya kreasi dan inovasi dalam pelaksanaan pekerjaan; dan kelima, melakukan korupsi dalam jabatan. Karena itulah dalam Pelatihan Dasar ini dikuatkan kembali nilai-nilai individual yang harus dimiliki setiap individu aparatur sebagai SDM pilihan mengisi jabatan negara; yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.            

    Kemampuan mengaktualisasi nilai dasar ANEKA untuk membentuk kepribadian akuntabel (terukur dan tidak sembrono), nasionalis (setia dan sayang pada eksistensi bangsa dan negara), beretika (etis dalam perilakunya), kreatif dalam penyelesaian kerja, serta tidak menyimpang dalam proses kerja. 

    Akuntabilitas (perilaku akuntabel/terukur) setidaknya dapat dirasakan oleh publik dari 9 perilaku kerja sebagai berikut: 

1. Kepemimpinan

    Kepemimpinan adalah perilaku yang berupaya menjadi teladan dalam perilaku kerja memberikan pelayanan kepada masyarakat. 

2. Integritas

    Integritas adalah perilaku yang selaras antara apa yang diatur secara administratif dengan dengan apa yang diperbuat/dilakukan. 

3. Transparansi

    Transparansi adalah perilaku tidak menutup-nutupi atau menghalangi hak publik untuk mendapatkan informasi terkait dengan pelayanan yang diberikan. 

4. Tanggung jawab

    Tanggung jawab adalah perilaku yang mewajibkan diri untuk melaksanakan tugas yang diberikan hingga mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. 

5. Keadilan

    Perilaku yang memperlakukan publik (masyarakat) sama dalam hal pelayanan.

6. Keterpercayaan

    Perilaku yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan. 

7. Keseimbangan

    Keseimbangan adalah perilaku kerja yang menunjukkan kemampuan memikul beban tugas dengan kapasitas dengan segenap kemampuan (skill) yang ada. 

8. Kejelasan

    Kejelasan adalah perilaku kerja mampu memberikan hasil kerja sesuai yang diharapkan masyarakat.

9. Konsistensi

    Konsistensi adalah perilaku mampu bertindak sesuai prosedur yang berlaku dalam semua situasi dan kondisi yang dihadapi. 

    Nasionalisme merupakan sikap keberpihakan pada kepentingan berbangsa dan bernegara. Materi ini juga salah satu terapi terhadap penyakit birokrasi yang sifatnya individual aparatur yang merugikan pelayanan publik, yaitu rendahnya rasa nasionalisme dalam melaksanakan tugas. Karena itulah dalam konteks berbangsa dan bernegara pelaksanaan tugasnya perlu diberi ruh ideologi Pancasila dengan lima dasar yang nilai utama:  Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan Sosial. 

  1. Ketuhanan, dengan sila ini diharapkan aparatur senantiasa meningkatkan ketaqwaan (kesadaran) akan eksistensi dan fungsinya sebagai makhluk Tuhan, bahwa kehidupan ini adalah berkah dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk lingkungannya. 
  2. Kemanusiaan, dengan sila ini diharapkan muncul kesadaran bahwa tujuan bernegara sesungguhnya adalah kemanusiaan itu sendiri, dari manusia untuk manusia.
  3. Persatuan, diharapkan sadar akan pentingnya persatuan bangsa, bahwa memberikan pelayanan yang adil bagian dari upaya meningkatkan kecintaan masyarakat pada negara. 
  4. Kerakyatan, dengan sila ini diharapkan pada diri peserta akan tumbuh kesadaran bahwa semua peraturan yang berlaku adalah hasil musyawarah yang harus dilaksanakan secara konsekuen. 
  5. Keadilan sosial, dengan sila ini diharapkan akan muncul kesadaran bahwa tujuan bernegara adalah mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. 

    Etika Publik adalah materi untuk menyadarkan peserta bahwa salah satu penyakit birokrasi yang sifatnya individual aparatur namun berakibat merugikan publik adalah tidak beretika dalam memberikan pelayanan kepada publik; karena itu dalam materi ini dikuatkan kembali nilai-nilai yaitu:

  1. Melaksanakan tugas dengan integritas tinggi; 
  2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; 
  3. Meladeni dengan sikap hormat, sopan, atau tanpa adanya tekanan;
  4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 
  5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan dan etika pemerintahan; 
  6. Menjaga rahasia negara; 
  7. Menggunakan fasilitas negara secara efektif, dan efisien;
  8. Menjauhi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
  9. Memberikan informasi secara benar kepada masyarakat;
  10. Tidak menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan; 
  11. Menjaga reputasi dan integritas ASN; dan 

    Komitmen Mutu adalah materi-materi yang mendorong pelaksanaan pekerjaan dengan cara-cara yang kreatif dengan nilai-nilai sebagai berikut: 

  1. Komitmen terhadap kepuasan customers/ clients; 
  2. Layanan yang menyentuh hati agar clients tetap setia; 
  3. Tingkatan/jasa yang memiliki kualitas meninggi: tidak cacat, tanpa adanya kesalahan, dan juga tidak melakukan pemborosan; 
  4. Beradaptasi dengan perubahan, baik karena kebutuhan customers maupun teknologi; 
  5. Memakai pendekatan alami dan cara berfikir dalam melakukan pemecahan masalah dan dalam pengambilan kebijakan; 
  6. Membuat kegiatan perbaikan dengan cara berkelanjutan melalui berbagai jalan. 

    Adapun materi Anti Korupsi adalah materi yang juga berkaitan dengan penyakit birokrasi secara individual; untuk mencegahnya diperlukan penyuburan nilai-nilai yang akan mengarahkan setiap individu aparatur untuk berperilaku anti korupsi, nilai-nilai Anti Korupsi adalah: 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras, 7) sederhana, 8) berani, 9) adil.

2.4. Agenda Pembentukan Wawasan tentang Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

    Kemampuan menyadari kedudukan dan peran ASN dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana ASN adalah korps birokrasi yang terdiri dari struktur organisasi yang besar sebagai satu kesatuan sistem (WoG); yang digerakkan oleh ASN sebagai sumber daya yang menggerakkan organisasi yang ditata sedemikian rupa secara hierarkhis fungsi, tugas, hak dan kewajibannya (Manj. ASN) untuk memberikan pelayanan publik yang terbaik kepada masyarakat (PP). 

    Tiga mata pelatihan yang ada dalam agenda ini berupaya membangun kesadaran bahwa masing-masing isu yang diangkat sebagai mata pelatihan adalah hal-hal yang saat ini kerap menjadi sumber masalah dalam upaya mewujudkan tujuan bernegara dan tujuan pembangunan kepada publik/masyarakat. 

    Mata pelatihan Manajemen ASN diberikan untuk membangun kesadaran bahwa pengaturan ASN kadangkala tidak sejalan dengan peraturan perundang-undangan; khususnya masalah penyebaran ASN di wilayah kerja yang beragam; penempatan di satu daerah yang berbeda situasi dan kondisi acapkali menjadi penyebab kekacauan manajemen ASN karena berbagai kepentingan. Dalam praktik banyak wilayah yang kekurangan ASN karena perpindahan yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Manajemen ASN juga rentan menjadi ajang praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) antara sesama aparatur negara; demi untuk mendapatkan posisi atau penempatan tugas yang menguntungkan individual aparatur. 

    Mata pelatihan Whole of Government(WoG) diberikan dalam rangka mengantisipasi penyakit birokrasi secara organisasional yang paling parah dan fatal saat ini dan juga berpotensi masih akan terus bertahan, yakni ego sektoral antara instansi pemerintah baik secara fungsional maupun secara struktural. Ego sektoral terjadi karena instansi pemerintah telah terjebak pada kepentingan tertentu atau mempertahankan “comport zone” (zona nyaman) dalam pelaksanaan tugasnya. 

    Sedangkan mata pelatihan Pelayanan Publik bertujuan untuk menyadarkan bahwa problem pelayanan publik di alam nyata adalah rendahnya standar pelayanan atau tidak mengikuti standarisasi yang telah menjadi budaya birokrasi global dalam memberi pelayanan. Penyakit organisasi pemerintah yang memberi pelayanan antara lain tidak taat standar waktu, biaya, prosedur, peraturan, dan sebagainya sehingga pelayanan tidak memiliki kepastian.

2.5. Pembentukan budaya kerja PNS dengan aktualisasi nilai di organisasi tempat kerja menuju Habituasi. 

    Agenda ini merupakan kelanjutan dari proses internalisasi nilai di kelas dalam tiga agenda sebagaimana yang dijelaskan di atas. Dengan asumsi bahwa materi-materi yang diinternalisasi terserap dengan baik oleh peserta, maka agenda aktualisasi ini adalah selangkah lebih maju mendekati tujuan yang dipancangkan dalam Pelatihan Dasar ini, yakni terbentuknya sosok PNS profesional yang berkarakter sebagai Pelayan Publik. Aktualisasi sendiri barulah upaya untuk membentuk kebiasaan baru (habit) dalam diri PNS, jika habit ini dapat dipertahankan maka akan membentuk karakter PNS yang dapat dibedakan dengan profesi-profesi yang lain. Dengan demikian, proses Pelatihan Dasar ini merupakan rangkaian yang proses yang dimulai dari Rasionalisasi, Aktualisasi, Habituasi, dan Kulturisasi.

Baca Juga : Contoh Format Penulisan Kata Pengantar Karya Tulis Ilmiah (KTI/SKRIPSI) Terbaru

Baca Juga :LAPORAN AKTUALISASI NILAI - NILAI DASAR PNS RADIOLOGI TERAMPIL DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT (BAB I)

Baca Juga :BAGIAN UTAMA YANG HARUS ADA DALAM KARYA TULIS ILMIAH ATAU SKRIPSI DAN TESIS

Baca Juga :CARA MEMBUAT BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN VARIABEL DALAM PENYUSUNAN KTI/SKRIPSI YANG BAIK DAN BENAR

Baca Juga :CARA MEMBUAT BAB I PENDAHULUAN (LATAR BELAKANG ) DALAM PENYUSUNAN KTI/SKRIPSI YANG BAIK DAN BENAR

Baca Juga :FORMAT PENGETIKAN PROPOSAL DAN KTI UNTUK AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN

Baca Juga :FORMAT PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN TERBARU (Karya tulis Ilmiah dan Skripsi)

Baca Juga :98 Judul Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan Skripsi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat Terbaru